Selasa, 03 Januari 2017

Hei Gadis ! Sudah Jam 12 Malam, Kok Masih Di Luar?

Tags

HEI GADIS ! SUDAH JAM 12 MALAM, KOK MASIH DI LUAR?
Akhir-akhir ini Banda Aceh lagi heboh dengan isu pemberlakuan jam malam untuk kaum hawa. Rencana ini pun melahirkan berbagai tanggapan, ada yang pro ada yang kontra  mulai dari anak muda, pejabat, pemuka agama dan kalangan masyarakat . Dan kontranya kebanyakan lahir dari anak muda, khususnya para gadis.


Melihat kondisi saat ini, rencana ini sangat baik untuk diterapkan. Tapi lagi-lagi sejak munculnya slogan “persamaan gender” para wanita tidak mau kalah dengan si pria yang dengan bebasnya bergentanyangan hingga larut malam. Para wanita menginginkan kebebasan layaknya kaum pria.
Sejak muncul rencana ini, kawula muda mulai menyorot para pengambil kebijakan di kota madani ini, Bunda Illiza Sa’aduduin Jamal, sang walikota. Ketidaksetujuan terhadap rencana baik ini pun bermunculan dengan opini atau unek-unek mereka di media sosial, contohnya hastag #BandaAcehMasukAkal#. Hastag ini bertebaran dimana-mana. Sebahagian dari mereka menganggap rencana ini tidak masuk akal, dan mereka berharap Bunda Illiza bukan hanya menyorot masalah ini, tapi lebih memperhatikan masalah lain seperti kesejahteraan masyarakat, air bersih dan sebagainya.
Dalam hal ini, para wanita diharapkan harus bijak menanggapi rencana ini, pikirkan sisi manfaatnya dari rencana ini. Wanita dan pria itu tidak sama, sama-sama manusia tapi berbeda ciri khas nya. Saya sendiri berpikir rencana ini salah satu upaya untuk menjaga kehormatan para kaum wanita itu sendiri. Tapi kadang-kadang mereka tidak sadar akan hal itu. Mereka lalai dengan dunia. haha
Apa komentar anda ketika melihat para wanita yang tertawa terbahak-bahak  di warung kopi ? yang jelas setiap kita pasti beda melihatnya. Apa ini namanya kesetaraan gender juga?
Bagaimana menurut anda melihat para wanita sudah larut malam masih berkeluyuran bersama lawan jenisnya? biasa-biasa saja atau sudah biasa. Kita pasti berbeda melihatnya. Beda mata beda cara menilai tentunya.
Kota Madani atau Metropolitan ?
Banda Aceh dilabelkan sebagai ‘Kota Madani’ saat ini. Pemerintah kota sangat antusias ingin mewujudkan kota ini benar-benar menjadi kota madani, bukan sebutan belaka. Jadi wajar saja apabila pemerintah kota sangat gencar ingin memperbaiki perilaku, akhlak, moral masyarakatnya terlebih dahulu.
Cobalah lihatlah kehidupan malam di Banda Aceh ini ! lihatlah di beberapa titik kota ini jam sudah larut malam tapi masih ada kaum pria dan wanita bercengkrama. Lihatlah beberapa tempat di kota ini tengah malam masih banyak para wanita masih berkeluyuran.
Saya sendiri kadang-kadang ketika malam minggu tiba, sering keluar untuk mengintip kehidupan malam di ibu kota Aceh ini. Memang luar biasa ! Baca ini ! dan ini !
Memang iya tidak semua wanita menggunakan waktu malam nya untuk berpesta ria, ada juga dari mereka yang menggunakan waktu malam nya bercengkrama dengan temannya, membahas masalah bisnis dan karir, membuat PR, dan warung kopi tempatnya.Tapi Bu Illiza sangat bijak dalam hal ini, Beliau juga memperhatikan akan hal ini, beliau memberikan waktu hak kebebasan kepada mereka hingga jam 23.00 WIB. Luar Biasa.
Bukan Hanya Wanita, Pria Juga !
Meski pun dalam tulisan saya ini lebih banyak saya sorot wanitanya, tapi saya tidak lupa juga dengan kaum yang sebangsa dengan saya . Ya pria juga ! para pria juga harus di jaga kehidupan malamnya. Kenapa ! karena ada sisi baiknya juga.
Lihatlah kehidupan para pria ! apa lagi musim bola tiba. Suara gelas pecah dimana-mana, suara gemuruh manusia pun tidak dapat di elakkan. Kasihan para ibu-ibu rumah tangga yang terganggu tidur anaknya gegara suara manusia bola itu.
Kehidupan para pria di malam  juga harus diperhatikan Bunda ! Belum lagi bagi mereka yang bergaya dengan kendaraan beroda, baik itu roda dua ataupun empat. Balap-balapan kadang-kadang sudah menjadi kegiatan ekstrarikuler para pria di kala malam tiba. Berapa orang sudah celaka ? tentunya sangat banyak yang berujung pada bahaya.
Jadi meskipun rencana ini hanya untuk wanita, para pria juga harus di perhatikan. Saya sendiri mendukung penuh rencana Bu Illiza. Hanya saja diperhatikan lagi hal-hal lainnya.
Pemberantasan maksiat belum merata, lihat saja hotel berbintang lima, dua atau tiga belum di sentuhnya. Semoga Bu Illiza juga membuka mata untuk hal-hal seperti ini.
Memang apapun kebijakannya, pro dan kontra itu pasti ada, semua rencana akan berjalan kalau kita mendukungya ! ayo dukung untuk kebaikan kita bersama !
Tulisan ini saya tulis setelah saya telusuri Banda Aceh malam ini (06/06)
Berita Terkait :
Tulisan 7 Juni 2015 Pindahan dari blog syafrizalelselatany.wordpress.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)